Badan antariksa Rusia, Roscosmos, baru-baru ini memperlihatkan foto kosmonotnya di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang mengibarkan bendera Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk.
Keduanya adalah wilayah separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.
Foto merupakan bagian propaganda terang-terangan dan penyalahgunaan ISS oleh Rusia sebagai alat tawar-menawar politik menyusul invasinya ke Ukraina.
Invasi itu, seperti diketahui, berbuah sanksi ekonomi oleh banyak negara lainnya di dunia.
Bersama dengan Republik Rakyat Donetsk, Luhansk adalah salah satu dari dua wilayah yang memisahkan diri di wilayah Donbas, Ukraina sebelah timur.
Rusia telah mempersenjatai pasukan separatis di seluruh wilayah itu sejak 2014, dan pertempuran sangat sengit di kedua wilayah ini dimulai pada akhir Februari 2022, sejak invasi terbaru Rusia ke Ukraina.
Pada akhir pekan kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi selamat kepada militer Rusia karena disebutnya mencapai kemenangan di wilayah Luhansk Ukraina.
Foto dari ISS telah dipos pada 4 Juli 2022 oleh akun Roscosmos di aplikasi perpesanan Telegram.
Foto menggambarkan kosmonot Oleg Artemyev, Denis Matveyev dan Sergey Korsakov tersenyum dan memegang bendera tiga warna Luhansk dan Donetsk.
Artemyev menjadi komandan ISS pada Mei 2022.
Kedua gambar tersebut disertai dengan keterangan yang tidak diragukan lagi bahwa beberapa orang di Roscosmos masih berusaha menggunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk propaganda pro-Rusia dan anti-Ukrania.
“Ini (3 Juli) adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh warga daerah pendudukan di wilayah Luhansk selama delapan tahun,” bunyi keterangan tersebut.
Mantan astronot NASA Terry Virts, yang pernah menjadi komandan di ISS pada 2015, mengatakan bahwa apayang dilakukan para kosmonot dalam foto itu bertentangan dengan nilai-nilai inti ISS.
Dia menyebut nilai inti itu adalah menjadi simbol kerja sama dan perdamaian internasional.
“Saya sangat kecewa melihat kosmonot dan Roscosmos menggunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional sebagai platform untuk mempromosikan perang ilegal dan tidak bermoral mereka, di mana warga sipil terbunuh setiap hari,” kata Virts.
Kepala Roscosmos Dmitry Rogozin telah sebelumnya menyebarkan banyak propaganda sejak Rusia menginvasi Ukraina mulai 24 Februari lalu.
Misalnya, Rogozin membuat pernyataan provokatif yang dianggap oleh beberapa orang sebagai ancaman bahwa Rusia mungkin akan meninggalkan program ISS.
“Saya percaya bahwa pemulihan hubungan normal antara mitra di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan proyek bersama lainnya hanya mungkin dengan pencabutan sanksi ilegal yang lengkap dan tanpa syarat,” tulis Rogozin di media sosial pada April 2022.
Terlepas dari sejarah panjang ancaman hiperbolik Rogozin, kerja sama internasional di ISS telah sejauh ini terus berlanjut tanpa insiden sejak invasi Rusia ke Ukraina.
SPACE.COM