6 Gejala Ketika Orang Mengalami Gangguan Kecemasan Sosial

Gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder) ditandai rasa khawatir ketika berinteraksi dengan orang lain.

Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan sosial tak sekadar merasa canggung, tapi juga takut berbicara.

Mengutip publikasi dalam laman National Institute of Mental Health, kondisi gangguan kecemasan sosial menyebabkan seseorang tidak bisa bersosialisasi.

Misalnya, ketika berkenalan, presentasi, berkencan, wawancara kerja, atau menjawab pertanyaan.

Mengutip WebMD, gangguan kecemasan sosial biasanya muncul saat berusia belasan.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan gangguan kecemasan sosial, antara lain riwayat pelecehan, intimidasi, atau ejekan.

Kombinasi faktor lingkungan dan pengalaman buruk seperti intimidasi, konflik keluarga, pelecehan seksual, dan tekanan emosional juga menyebabkan gangguan kecemasan sosial.

Selain itu, kelainan fisik seperti ketidakseimbangan serotonin juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Serotonin adalah zat kimia di otak yang membantu mengatur suasana hati.

Amigdala atau struktur di otak yang mengontrol respons rasa takut dan perasaan atau pikiran cemas yang terlalu aktif juga bisa menyebabkan gangguan ini.

Merujuk Anxiety and Depression Association of America, usia rata-rata rentan mengalami gangguan kecemasan sosial selama masa remaja.

Biasanya orang yang mengalami gangguan kecemasan sosial semasa remaja memiliki riwayat rasa malu yang ekstrem di saat masih kanak-kanak.

Ada beberapa gejala fisik yang mempengaruhi seseorang ketika mengalami gangguan kecemasan sosial.

Adapun gejalanya antara lain, detak jantung cepat, mual, berkeringat.

Gangguan kecemasan sosial mempengaruhi aktivitas sehari-hari, kepercayaan diri, hubungan pekerjaan, aktivitas pendidikan.

Mengutip National Health Service UK, gejala perilaku yang muncul saat mengalami gangguan kecemasan sosial, yaitu: 1.

Khawatir tentang aktivitas sehari-hari, seperti bertemu orang beru, memulai percakapan, berbicara di telepon, bekerja atau berbelanja 2.

Menghindari atau terlalu khawatir tentang kegiatan sosial, seperti percakapan kelompok, makan bersama rekan kerja, dan pesta 3.

Selalu khawatir melakukan sesuatu yang menimbulkan malu, wajah memerah, berkeringat, atau terlihat tidak kompeten 4.

Merasa sulit untuk melakukan sesuatu di hadapan orang lain 5.

Merasa seperti sedang diawasi sepanjang waktu 6.

Takut dikritik, menghindari kontak mata atau memiliki harga diri yang rendah Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.