Negara-negara Eropa ramai-ramai menghancurkan bendungan.
Dilansir dari Euronews, hingga kini, jumlah bendungan yang telah dihancurkan negara-negara Eropa mencapai lebih dari 200 bendungan.
Jumlah ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah manusia.
Sebuah alasan kuat melatarbelakangi penghancuran bendungan massal ini.
Dilansir dari The Guardian, berbagai ahli telah memperingati warga Eropa, terutama para pemangku kebijakan, tentang dampak buruk bendungan terhadap ekosistem sungai.
Penelitian yang dilakukan para ahli tersebut menemukan bahwa bendungan dapat menghambat mobilitas spesies-spesies sungai, seperti ikan, belut, dan kepiting.
Mobilitas yang terhambat membuat jumlah spesies-spesies tersebut mengalami penurunan populasi.
Dilansir dari euronatur.org, penelitian yang dilakukan University of Natural Resources and Life Sciences, Vienna menemukan bahwa spesies ikan yang penting untuk kesuburan sungai di Eropa Barat telah berkurang drastis populasinya.
Kondisi ini membuat keseimbangan ekosistem sungai-sungai di Eropa Barat terancam.
Meskipun ekosistem sungai merupakan ekosistem yang paling terdampak, seluruh biosfer dapat terancam karenanya.
Dilansir dari Euronews, ikan merupakan spesies pengantar nutrisi yang dibutuhkan bagi semua makhluk hidup.
Apabila perjalanan nutrisi ini terhambat, dampaknya dapat mengenai keseluruhan biosfer.
Penghancuran bendungan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembalikan lalu lintas nutrisi ini.
Dilansir dari internationalrivers.org, sepanjang 25.000 kilometer sungai di Eropa perlu dibebaskan dari cengkeraman bendungan untuk mengembalikan ekosistem sungai yang telah rusak.
BANGKIT ADHI WIGUNA