Legenda Muasal Gunung Agung: Diambil dari Puncak Gunung Semeru?

Jakarta -Pernah dengar legenda asal muasal Gunung Semeru, Jawa Timur yang ternyata berkaitan dengan asal-usul Gunung Agung di Bali.

Bahkan Gunung Semeru juga disebut sebagai ayah Gunung Agung Kitab Kuno Tantu Panggelaran menyebutkan bahwa gunung Semeru dulunya bernama Gunung Mahameru dan terletak di India.

Saat manusia diciptakan, kondisi pulau Jawa masih terombang-ambing.

Batara Guru kemudian memerintahkan para Dewa untuk memindahkan Gunung Mahameru sebagai pancang agar pulau tidak bergoyang.

Kemudian untuk membawa Gunung Mahameru ke Pulau Jawa, Batara Wisnu ditugaskan menjadi naga untuk memutar gunung.

Batara Brahma Berubah menjadi kura-kura sebagai alas untuk menggotong.

Sedangkan Batara Bayu sebagai dewa kekuatan bersama para dewa, golongan resi, raksasa, bidadara, dan makhluk setengah dewa lainnya mengangkat gunung Mahameru.

Setelah sampai di Pulau Jawa, gunung Mahameru diletakkan di bagian Barat.

Tetapi pulau Jawa menjadi berat sebelah karenanya, bagian barat menjadi turun dan bagian timur menjadi naik.

Oleh karena itu, menjadi seimbang, Mahameru lalu dipangkas bagian atasnya dan dibawa ke timur.

Sementara Bongkotnya tetap berada di barat menjadi Gunung Kelasa.

Pada saat puncak gunung Mahameru dibawa ke timur, ada bagian-bagian yang berguguran.

Bagian-bagian yang berguguran itu kemudian menjadi gunung-gunung pula.

Guguran yang pertama menjadi Gunung Katong, kedua menjadi Gunung Wilis, ketiga menjadi Gunung Kampud, keempat menjadi Gunung Kawi, kelima menjadi Gunung Arjuna, dan yang keenam menjadi Gunung Kumukus.

Karena banyak tanah yang runtuh, puncak Gunung Mahameru menjadi ceruk.

Sehingga berdirinya agak condong ke bagian utara.

Agar kokoh, puncak Mahameru kemudian disandarkan ke Gunung Brahma.

Puncak gunung tersebut lalu diberi nama Pawitra.

Sementara, bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayamnya Dewa Siwa, kini dikenal dengan nama Gunung Semeru.

Dalam lontar Raja Purana Sesana disebutkan di awal penciptaannya, sama seperti pulau Jawa, pulau Bali juga tidak stabil.

Pada saat itu terdapat empat gunung yang memancang pulau Bali.

Yaitu, Gunung Lempuyang di timur, Gunung Andakasa di selatan, Gunung Batukaru di barat, dan Gunung Pucak Mangu di utara.

Pulau Bali terombang-ambing lantaran tidak ada pasak di bagian tengah.

Dewa Pasupati kemudian memerintahkan para dewa untuk memindahkan puncak Semeru ke Bali agar pulau menjadi ajek.

Puncak Semeru diangkat dan diletakkan di punggung Bedawang Nala.

Agar tak jatuh, puncak gunung itu dililit oleh Naga Ananta Boga, Naga Taksaka, dan Naga Basuki, sehingga berhasil diterbangkan ke Bali.

Dalam terdapat bongkahan gunung yang jatuh dan menjadi Gunug Batur.

Puncak Gunung Semeru itu kemudian ditempatkan di bagian timur Bali, diberi nama Gunung Tohlangkir yang kini terkenal dengan sebutan Gunung Agung.

Karena diambil dari pucuk Gunung Semeru itulah, Gunung Agung disebut sebagai anak Semeru.

Namun, legenda lain menyebutkan, Gunung Agung tercipta bersamaan dengan pemindahan Gunung Semeru ke Jawa.

Ada dua bongkahan yang jatuh di timur, satu menjadi Gunung Agung, yang lainnya menjadi Gunung Rinjani.