Sindrom Cotard kondisi delusi langka yang ditandai dengan keyakinan keliru yang menganggap bagian tubuh terasa mati, sekarat, atau tidak ada.
Mengutip Healthline, kondisi ini sering disebut sebagai sindrom mayat berjalan atau delusi nihil.
Biasanya mengalami depresi berat atau gangguan psikotik lainnya.
Delusi Cotard hanya sekitar 200 kasus yang diketahui di seluruh dunia.
Beberapa ahli berpendapat, delusi Cotard menyebabkan mempengaruhi pandangan orang yang mengalaminya.
Pertama, mengubah cara seseorang memandang diri sendiri.
Kedua, terus mempercayai pandangan yang keliru itu, walaupun itu sudah diyakinkan tidak benar.
Gejala utama delusi Cotard, keyakinan nihil dunia ini tidak ada yang bernilai atau bermakna.
Orang yang mengalami delusi Cotard akan merasa dirinya sudah mati.
Beberapa orang merasakan keadaan nihil tentang seluruh tubuhnya.
Sedangkan yang lain merasakan hanya organ tertentu anggota badan.
Gejala lain yang ditunjukkan delusi ini, yaitu kecemasan, halusinasi, ketakutan berlebihan terhadap penyakit (hipokondria), dan keseruan ketika menyakiti diri atau keinginannya mengenai kematian.
Banyak kemungkinan faktor risiko yang menyebabkan seseorang mengalami delusi Cotard.
Mengutip WebMD, beberapa penelitian menunjukkan, rata-rata orang dengan delusi Cotard berusia 50 tahun.
Kondisi kesehatan mental lainnya juga rentan meningkatkan risiko seseorang mengalami delusi Cotard, antara lain gangguan bipolar, kekacauan identitas (disosiatif), merasa diri tak nyata (depersonalisasi), skizofrenia.
Delusi Cotard rentan dialami karena pengaruh dari masalah medis lain terhadap otak.
Mengutip MedicineNet, kondisi itu dipengaruhi beberapa penyakit antara lain: 1.
Demensia kondisi karena adanya penurunan dua fungsi otak, seperti kehilangan memori dan penilaian 2.
Ensefalopati tersebab virus atau racun yang mengubah cara kerja dan struktur otak 3.
Parkinson kerusakan sel saraf di otak yang menyebabkan gemetar, kaku, dan kesulitan berjalan 4.
Pendarahan di luar otak karena cedera yang parah 5.
Multiple sclerosis atau sklerosis ganda melumpuhkan otak dan sumsum tulang belakang.
6.
Epilepsi merupakan kondisi yang terjadi karena aktivitas di sel saraf otak terganggu.
7.
Benturan kencang mengena kepala 8.
Migrain Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.